Senin, 13 April 2015



SARTINI
NIM : 14712259021
 


DIRIKU YANG AKAN DAN SEDANG MEMBANGUN
TEORI LEARNING TRAJECTORY

Tulisan ini merupakan review materi mata kuliah Pengembangan Learning Trajectory peserta didik, dosen Prof. Dr. Marsigit, MA pada hari Selasa tanggal 7 April 2015.
Learning trajectory adalah mempelajari bagaimana cara atau proses belajar mengajar.  Membangun teori learning trajectory merupakan hal yang sangat penting untuk dapat mengerti dan menerapkan learning trajectory dalam kegiatan mengajar di sekolah. Dengan mengerti tentang teori learning trajectory, guru akan sangat mudah dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan tidak akan tersesat dengan teori yang salah.
Dalam membangun teori learning trajectory, ada empat hal yang menjadi landasan, diantaranya yaitu :
1.      Spiritual
Bentuk spiritual yang dapat dipelajari mulai dari yang paling rendah tahapanya yaitu syariat, yang lebih tinggi yaitu hakikat, dan yang paling tinggi adalah ma’rifat.
2.      Normatif
Bentuk normatif yang dapat dijadikan pedoman dalam membangun teori learning trajectory yaitu :
a.       Buku
b.      Makalah ilmiah
c.       Penelitian
d.      Jurnal
e.       Filsafat
Filsafat dibagi menjadi 3, yaitu :
1)      Hakikat, yang terdiri dari wadah dan isi.
2)      Metode
3)      Etik dan estetik


3.      Formal (dokumen)
Bentuk formal merupakan dokumen resmi yang dibuat pemerintah sampai dokumen yang dibuat sekolah dan guru. Yang termasuk dalam bentuk formal yaitu :
a.       UUD 1955
b.      UU
c.       Peraturan Pemerintah
d.      Peraturan Menteri
e.       Kurikulum
f.       Silabus
g.      RPP
h.      LKS
4.      Material
Material disebut juga sebagai bentuk dari konteks dan konten. Material yang dipelajari untuk membangun teori learning trajectory yaitu :
a.       Konteks mulai dari fisik, yang disebut artefak. Lingkungan atau budaya, misal etnomathematic (matematika berbasis budaya).
b.      Perangkat pembelajaran.

Siswa merupakan warga Negara yang mempunyai hak dalam memperoleh pengajaran. Dalam meningkatkan pembelajaran terhadapsiswa, hendaknya dilakukan eksplorasi atau penelitian untuk mengetahui bagaimana kedudukan siswa dalam filsafat. Ajaran Ki Hajar Dewantara dalam bidang pendidikan yang dapat menjadikan panutan yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing madyo Mangun Karso,Tut Wuri Handayani.
Perangkat material digali melalui pengalaman dan diperoleh data serta fenomena yang ada. Perangkat material merupakan bentuk praktik. Praktik dapat secara langsung dan tidak langsung. Praktik tak langsung dapat berupa simulasi atau penayangan video. Bentuk normatifnya dikaji sebagai teori dengan cara membaca referensi. Kemudian kita hubungkan antara teori dan praktik.  Sehingga akan bertemu antara teori dan praktik dan akan diperoleh suatu hermenitika learning trajectory.
Dalam  memahami hermenitika, tiap titik mengandung 3 unsur, yaitu
a.       Rutin
Dalam kegiatan ini belum ada ikhtiarnya. Hanya mau menerima sesuai kodratnya, tidak mau berusaha lebih keras. Sehingga hasilnya juga hanya minim.

b.      Sadar terhadap ruang dan waktu
Dalam tahapan ini telah menyadari adanya ruang dan waktu dan dapat menyesuaikan terhadap ruang dan waktu.
c.       Membangun hidup
Tahap ini merupakan tahapan tertinggi dalam hermenitika. Sebenar-benarnya belajar adalah membangun.

Peran guru dalam hal ini adalah memberi fasilitas dan kesempatan ruang dan waktu kepada siswa untuk agar dapat membangun hidup. Di sini akan lahir hermenitika learning trajectory.
Hakikat wadah dan isi adalah dapat digambarkan sebagai berikut :




Isi berupa kategori, sedangkan wadah berupa sintak. Dari wadah dan isi tersebut terdapat pengetahuan. Kategari merupakan apa yang ada ini berbeda. Sedangkan sintak dapat berhirarki, missal dari PAUD, SD, sampai dewasa. Kemampuan tiap tahapan berbeda-beda. Dalam membangun teori learning trajectory harus mengetahui teori-teori yang berkaitan dengan learning trajectory.
Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah bahwa dalam mempelajari atau membangun teori learning trajectory, kita harus tahu dan mempelajari teori dengan cara membaca referensi dan menghubungkanya dengan kegiatan di lapangan. Selain mempelajari teori, juga harus dipraktikan dalam kerangka lesson study. Dalam praktik pembelajaran harus bersifat terbuka dan dapat bekerja sama dengan pihak lain agar kita benar-benar bisa meningkatkan mutu sebagai pendidik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar