SARTINI
NIM : 14712259021
DIRIKU
YANG AKAN DAN SEDANG MEMBANGUN
TEORI
LEARNING TRAJECTORY
Tulisan ini merupakan
review materi mata kuliah Pengembangan
Learning Trajectory peserta didik, dosen Prof. Dr. Marsigit,
MA pada hari Selasa tanggal 7 April 2015.
Learning trajectory
adalah mempelajari bagaimana cara atau proses belajar mengajar. Membangun teori learning trajectory merupakan
hal yang sangat penting untuk dapat mengerti dan menerapkan learning trajectory
dalam kegiatan mengajar di sekolah. Dengan mengerti tentang teori learning
trajectory, guru akan sangat mudah dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, dan tidak akan tersesat dengan teori yang salah.
Dalam membangun teori
learning trajectory, ada empat hal yang menjadi landasan, diantaranya yaitu :
1. Spiritual
Bentuk spiritual
yang dapat dipelajari mulai dari yang paling rendah tahapanya yaitu syariat,
yang lebih tinggi yaitu hakikat, dan yang paling tinggi adalah ma’rifat.
2. Normatif
Bentuk
normatif yang dapat dijadikan pedoman dalam membangun teori learning trajectory
yaitu :
a.
Buku
b.
Makalah ilmiah
c.
Penelitian
d.
Jurnal
e.
Filsafat
Filsafat
dibagi menjadi 3, yaitu :
1) Hakikat,
yang terdiri dari wadah dan isi.
2) Metode
3) Etik
dan estetik
3. Formal
(dokumen)
Bentuk formal merupakan dokumen
resmi yang dibuat pemerintah sampai dokumen yang dibuat sekolah dan guru. Yang
termasuk dalam bentuk formal yaitu :
a.
UUD 1955
b.
UU
c.
Peraturan Pemerintah
d.
Peraturan Menteri
e.
Kurikulum
f.
Silabus
g.
RPP
h.
LKS
4. Material
Material disebut juga sebagai
bentuk dari konteks dan konten. Material yang dipelajari untuk membangun teori
learning trajectory yaitu :
a.
Konteks mulai dari fisik, yang disebut
artefak. Lingkungan atau budaya, misal etnomathematic (matematika berbasis
budaya).
b.
Perangkat pembelajaran.
Siswa merupakan warga
Negara yang mempunyai hak dalam memperoleh pengajaran. Dalam meningkatkan
pembelajaran terhadapsiswa, hendaknya dilakukan eksplorasi atau penelitian untuk
mengetahui bagaimana kedudukan siswa dalam filsafat. Ajaran Ki Hajar Dewantara
dalam bidang pendidikan yang dapat menjadikan panutan yaitu Ing Ngarso Sung
Tulodho, Ing madyo Mangun Karso,Tut Wuri Handayani.
Perangkat material
digali melalui pengalaman dan diperoleh data serta fenomena yang ada. Perangkat
material merupakan bentuk praktik. Praktik dapat secara langsung dan tidak
langsung. Praktik tak langsung dapat berupa simulasi atau penayangan video. Bentuk
normatifnya dikaji sebagai teori dengan cara membaca referensi. Kemudian kita
hubungkan antara teori dan praktik. Sehingga
akan bertemu antara teori dan praktik dan akan diperoleh suatu hermenitika
learning trajectory.
Dalam memahami hermenitika, tiap titik mengandung 3
unsur, yaitu
a. Rutin
Dalam kegiatan ini belum ada
ikhtiarnya. Hanya mau menerima sesuai kodratnya, tidak mau berusaha lebih
keras. Sehingga hasilnya juga hanya minim.
b. Sadar
terhadap ruang dan waktu
Dalam tahapan ini telah menyadari
adanya ruang dan waktu dan dapat menyesuaikan terhadap ruang dan waktu.
c. Membangun
hidup
Tahap ini merupakan tahapan
tertinggi dalam hermenitika. Sebenar-benarnya belajar adalah membangun.
Peran guru dalam hal ini adalah memberi fasilitas
dan kesempatan ruang dan waktu kepada siswa untuk agar dapat membangun hidup.
Di sini akan lahir hermenitika learning trajectory.
Hakikat wadah dan isi
adalah dapat digambarkan sebagai berikut :
Isi berupa kategori,
sedangkan wadah berupa sintak. Dari wadah dan isi tersebut terdapat pengetahuan.
Kategari merupakan apa yang ada ini berbeda. Sedangkan sintak dapat berhirarki,
missal dari PAUD, SD, sampai dewasa. Kemampuan tiap tahapan berbeda-beda. Dalam
membangun teori learning trajectory harus mengetahui teori-teori yang berkaitan
dengan learning trajectory.
Kesimpulan yang dapat
saya ambil adalah bahwa dalam mempelajari atau membangun teori learning
trajectory, kita harus tahu dan mempelajari teori dengan cara membaca referensi
dan menghubungkanya dengan kegiatan di lapangan. Selain mempelajari teori, juga
harus dipraktikan dalam kerangka lesson study. Dalam praktik pembelajaran harus
bersifat terbuka dan dapat bekerja sama dengan pihak lain agar kita benar-benar
bisa meningkatkan mutu sebagai pendidik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar